Laporan Praktikum Mekanisme Transpor pada Membran
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Membran sel atau
membran plasma terletak di sebelah luar sitoplasma. Membran yang membatasi
organel mempunyai struktur molekul yang sama dengan membrane sel, yaitu terdiri
atas molekul lemak dan protein. Membran sel tersusun dari ±50% lipid dan 50%
protein. Lipid terutama merupakan fosfolipid yang tersusun 2 lapis, sedangkan
protein tersebar di antara kedua lapis fosfolipid tersebut. Protein yang
tersembul di antara dua lapis fosfolipid disebut protein ekstrinsik ( perifer
). Protein yang tenggelam di antara dua lapis fosfolipid disebut protein
intrinsik ( integral ). Protein ekstrinsik bersifat hidrofilik (suka air),
sedangkan protein intrinsik bersifat hidrofobik ( menolak air ).
Karena susunan membran
sel yang demikian, maka membran sel bersifat semipermeabel atau selektif
permeabel. Artinya membrab sel hanya dapat dilalui oleh air dan zat – zat
tertentu yang terlarut di dalamnya. Membran sel berfungsi mengatur gerakan
materi atau transportasi dari dan keluar sel. Transport melalui membran sel
dapat dibedakan menjadi 2, yaitu transport pasif dan transport aktif. Transport
pasif adalah transport yang tidak memerlukan energi. Transport aktif adalah
transport yang memerlukan energi.
Dalam laporan ini saya
akan melaporkan mengenai praktikum transport
pasif yang terdiri dari difusi, osmosis dan plasmolisis yang termasuk di
dalam osmosis.
B.
Rumusan
Masalah
·
Untuk Difusi
1. Bagaimana
pergerakan yang terjadi pada tinta setelah dimasukkan ke dalam air?
·
Untuk Osmosis
1. Bagaimana
perubahan dan perbandingan berat masing-masing kentang sebelum dan sesudah
direndam dalam larutan aquadest, gula 0,25M; 0,5M; dan 1M?
·
Untuk Plasmolisis
1. Bagaimana
pengaruh konsentrasi terhadap peristiwa plasmolisis?
C.
Tujuan
Dengan
adanya praktikum mengenai transport pasif dalam mata pelajaran biologi ini,
kami mempunyai beberapa tujuan yang diantaranya adalah :
1. Mampu
menjelaskan prinsip dasar mekanisme transport pada makhluk hidup melalui proses
difusi dan osmosis.
2. Mampu
membedakan prinsip dasar difusi dan osmosis.
3. Mampu
menganalisis pengaruh konsentrasi gula terhadap plasmolisis dengan teliti
melalui percobaan menggunakan mikroskop.
4. Memenuhi
laporan praktikum biologi.
BAB II
KAJIAN TEORI
A.
DIFUSI
Difusi adalah
peristiwa mengalirnya/berpindahnya suatu zat dalam pelarut
dari bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah.
Perbedaan konsentrasi yang ada pada dua larutan disebut gradien konsentrasi.
Difusi akan terus terjadi hingga seluruh partikel tersebar luas secara merata
atau mencapai keadaan kesetimbangan dimana perpindahan molekul tetap terjadi walaupun tidak
ada perbedaan konsentrasi.
Ada beberapa faktor yang memengaruhi
kecepatan difusi, yaitu:
- Ukuran partikel : Semakin kecil ukuran partikel, semakin cepat partikel itu akan bergerak, sehingga kecepatan difusi semakin tinggi.
- Ketebalan membran : Semakin tebal membran, semakin lambat kecepatan difusi.
- Luas suatu area: Semakin besar luas area, semakin cepat kecepatan difusinya.
·
Konsentrasi : semakin besar gradien
( perbedaan ) konsentrasi antara dua daerah ( larutan ) maka kecepatan rata –
rata difusi semakin tinggi.
- Suhu: Semakin tinggi suhu, partikel mendapatkan energi untuk bergerak dengan lebih cepat. Maka, semakin cepat pula kecepatan difusinya.
Dalam mengambil zat-zat nutrisi yang
penting dan mengeluarkan zat-zat yang tidak diperlukan, sel melakukan berbagai
jenis aktivitas, dan salah satunya adalah difusi. Ada dua jenis difusi yang
dilakukan, yaitu difusi biasa dan difusi khusus.
Difusi biasa terjadi ketika sel ingin
mengambil nutrisi atau molekul yang hydrophobic atau tidak berpolar /
berkutub. Molekul dapat langsung berdifusi ke dalam membran plasma yang terbuat dari phospholipids. Difusi
seperti ini tidak memerlukan energi atau ATP [Adenosine Tri-Phosphate].
Difusi khusus terjadi ketika sel ingin
mengambil nutrisi atau molekul yang hydrophilic atau berpolar dan ion.
Difusi seperti ini memerlukan protein khusus yang memberikan jalur kepada
partikel-partikel tersebut ataupun membantu dalam perpindahan partikel. Hal ini
dilakukan karena partikel-partikel tersebut tidak dapat melewati membran plasma
dengan mudah. Protein-protein yang turut campur dalam difusi khusus ini
biasanya berfungsi untuk spesifik partikel.
B.
OSMOSIS
Osmosis adalah perpindahan air melalui
membran selektif permeabel dari bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih
pekat. Membran semipermeabel harus dapat ditembus oleh pelarut, tapi tidak oleh
zat terlarut, yang mengakibatkan gradien tekanan sepanjang membran. Osmosis
merupakan suatu fenomena alami, tapi dapat dihambat secara buatan dengan
meningkatkan tekanan pada bagian dengan konsentrasi pekat menjadi melebihi
bagian dengan konsentrasi yang lebih encer. Gaya per unit luas yang dibutuhkan
untuk mencegah mengalirnya pelarut melalui membran permeabel selektif dan masuk
ke larutan dengan konsentrasi yang lebih pekat sebanding dengan tekanan turgor.
Tekanan osmotik merupakan sifat koligatif, yang berarti bahwa sifat ini
bergantung pada konsentrasi zat terlarut, dan bukan pada sifat zat terlarut itu
sendiri.
Osmosis dapat menjelaskan mengapa
air dapat ditransportasikan ke dalam dan ke luar sel.
PLASMOLISIS
Plasmolisis merupakan dampak dari peristiwa osmosis yang menyebabkan tumbuhan menjadi
layu. Plasmolisis merupakan proses dimana apabila sel tumbuhan dimasukkan ke
dalam larutan hipertonis, protoplasmanya akan menyusut dan lepas dari dinding
selnya.
Sel
tumbuhan dalam kondisi lingkungan berbeda
Sebelum
plasmolisis Sesudah
plasmolisis
Jika sel tumbuhan diletakkan di larutan garam
terkonsentrasi (hipertonik), sel tumbuhan akan kehilangan air
dan juga tekanan turgor, menyebabkan sel tumbuhan lemah. Tumbuhan dengan sel dalam
kondisi seperti ini layu. Kehilangan air lebih banyak akan menyebabkan
terjadinya plasmolisis: tekanan terus berkurang sampai di suatu titik di mana protoplasma sel terkelupas dari dinding sel, menyebabkan adanya jarak antara
dinding sel dan membran.
Akhirnya cytorrhysis -
runtuhnya seluruh dinding sel - dapat terjadi. Ada beberapa mekanisme di dalam
sel tumbuhan untuk mencegah kehilangan air secara berlebihan, juga mendapatkan
air secara berlebihan, tetapi plasmolisis dapat dibalikkan jika sel diletakkan
di larutan hipotonik. Proses sama pada sel hewan disebut krenasi. Cairan di dalam sel hewan keluar
karena peristiwa difusi.
Plasmolisis hanya terjadi pada
kondisi ekstrem, dan jarang terjadi di alam. Biasanya terjadi secara sengaja di
laboratorium dengan meletakkan sel pada larutan bersalinitas tinggi atau
larutan gula untuk menyebabkan ekosmosis, seringkali menggunakan tanaman Elodea atau sel epidermal bawang yang memiliki pigmen warna sehingga proses dapat diamati
dengan jelas.
“Jika sebuah sel yang telah
terplasmolisis dimasukkan atau dipindahkan ke dalam air murni, maka gradien
konsentrasi akan berbalik dan airnya akan berdifusi kembali menuju sel dan
protoplasma akan kembali seperti bentuk asalnya. Dapat dikatakan plasmolisis
sementara tidak akan merusak. Peristiwa ini disebut dengan deplasmolisis. (
Suyitno, 2010:11 )”
BAB
III
METODE
PRAKTIKUM
A.
Waktu
dan Tempat
Praktikum
biologi ini berlangsung pada Hari Rabu, tanggal 05 September 2012 di
laboratorium biologi SMA N 1 Jetis Bantul.
B.
Alat
dan Bahan
Alat
dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1. Eksperimen
“DIFUSI”
Alat
: Bahan :
1. Gelas
ukur 1. Tinta
2. Eksperimen
“OSMOSIS”
Alat
: Bahan :
1. Timbangan 1. Irisan kentang
2. Gelas
ukur 2. Larutan gula 0,25M; 0,5M; 1M
3. Cawan
petri 3.
Air
4. Pisau
5. Pinset
6. Penggaris
3. Eksperimen
“PLASMOLISIS”
Alat
: Bahan
:
1. Counter 1.
1 lembar daun Rhoeo discolor
2. Cutter
/ silet baru, pipet tetes 2. Larutan glukosa 0,25M; 0,5M dan
1M
3. Mikroskop
cahaya 3.
Aquadest
C.
Prosedur
Kerja
1.
DIFUSI
a. Siapkan
air ke dalam gelas ukur
b. Masukkan
setetes tinta ke dalam air tersebut
c. Amati
pergerakan yang terjadi dengan seksama
2.
OSMOSIS
a. Buatlah
irisan kentang dengan potongan dadu ( 1x1x1x1 cm ) sebanyak 4 buah
b. Timbanglah
masing – masing irisan kentang dan beri tanda atau dicatat jangan sampai keliru
c. Masukkan
masing – masing 20 ml larutan aquadest, gula 0,25M; 0,5M dan 1M pada gelas I,
II, III, dan IV
d. Masukkan
1 potongan kentang ke dalam gelas I, II, III, dan IV
e. Diamkan
kira – kira 20 – 30 menit, kemudian ambil dengan pinset lalu ditimbang
f. Catat
perubahan berat kentang dalam table, dan bandingkan dengan berat kentang
sebelum direndam tadi
3.
PLASMOLISIS
a. Buatlah
3 sayatan tipis epidermis bawah daun Rhoeo discolor
b. Letakkan
masing-masing sayatan epidermis di atas gelas benda
c. Amati
dan gambar
d. Tetesi
preparat sayatan epidermis tersebut dengan larutan ( glukosa 0,25M; 0,5M dan 1M
)
e. Amati
masing-masing di bawah mikroskop
f. Amati
dan gambar, hitung jumlah sel yang terplasmolisis pada ketiga preparat dalam 2
menit
g. Tetesi
kembali preparat dengan aquadest
h. Amati
lagi apa yang terjadi!
BAB
IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Data Hasil Pengamatan
1. Untuk DIFUSI
2.
Untuk OSMOSIS
Dalam
Air (gram)
|
Larutan
Gula 0,25 M (gram)
|
Larutan
Gula 0,5 M (gram)
|
Larutan
Gula 1M (gram)
|
|
Berat
awal
|
1,3
|
1,5
|
1,4
|
1,4
|
Berat
akhir
|
1,5
|
1,5
|
1,3
|
1,4
|
Perubahan
berat
|
+
0,2
|
0
|
- 0,1
|
0
|
3.
Untuk PLASMOLISIS
(
Terlampir )
B.
Pembahasan
1. DIFUSI
Ketika
beberapa tetes tinta dimasukkan ke dalam air, tinta akan bercampur dengan air,
dan dalam beberapa menit kemudian tanpa di aduk, tinta sudah bercampur dengan
air secara keseluruhan.
2. OSMOSIS
Seharusnya berat kentang setelah dimasukkan
dalam larutan gula 0,25 M dan
larutan gula 1M adalah berkurang karena air yang berada pada kentang bergerak
keluar ke gelas ukur sehingga kadar air pada kentang berkurang dan menyebabkan
berat pada kentang berkurang. Namun,
pada praktikum saya berat kentang yang dimasukkan dalam larutan gula
0,25M tidak mengalami perubahan berat.
Hal ini mungkin dikarenakan, pada saat menimbang kentang tidak bisa tepat
karena timbangan yang digunakan tidak bisa seimbang. Atau mungkin dikarenakan,
kesalahan pada saat menimbang..
Pada kentang yang direndam dalam air,
peristiwa yang berkebalikan terjadi. Air masuk ke dalam sel-sel kentang, karena sel-sel
kentang hipertonis dibandingkan air. Akibat masuknya air ini menyebabkan isi
sel bertambah, dan sel tekanan turgornya tinggi. Inilah yang menyebabkan
kentang menjadi keras dan beratnya bertambah.
3.
PLASMOLISIS
Pada pengamatan proses plasmolisis, daun Rhoe discolor yang
ditetesi larutan glukosa setelah didiamkan selama kurang lebih 2 menit
menghasilkan bentuk yang berbeda dari bentuk asal sel daun Rhoe discolor.
Daun Rhoeo
discolor telah mengalami plasmolisis, yakni peristiwa mengkerutnya
sitoplasma dan lepasnya membran plasma dari dinding sel tumbuhan jika sel
dimasukkan ke dalam larutan hipertonik . Pada saat diteteskan air, kondisi sel
daun Rhoeo discolor dalam
keadaan normal, terlihat bagian-bagian sel berbentuk rongga segi enam dengan
sitoplasma berwarna ungu memenuhi dinding sel. Air yang diteteskan membentuk
lingkungan isotonik baik di dalam maupun di luar sel, sehingga bentuk sel
normal. Pada saat larutan glukosa diteteskan di atas
sayatan daun Rhoeo discolor, lingkungan yang terbentuk
di luar sel-sel daun adalah hipertonik, dan hipotonik pada bagian dalam sel.
Sesuai dengan prinsip osmosis, yakni perpindahan pelarut melalui selaput
semi-permeabel dari konsentrasi pelaru tinggi (hipotonik) menuju konsentrasi rendah (hipertonik),
air akan mengalir keluar dari vakuola menuju luar sel karena adanya tekanan
osmosis.
Akibatnya sel daun Rhoeo
discolor kehilangan air sehingga sitoplasma yang berwarna ungu mengkerut
dan menjauhi dinding sel seolah-olah keluar dan pecah dari sel. Lama-kelamaan
sitoplasma memudar menjadi bercak- bercak
berwarna ungu. Hal ini terjadi karena larutan glukosa
yang diteteskan
berperan sebagai larutan hipertonik, yakni larutan yang konsentrasinya lebih
rendah daripada cairan di dalam sel. Sedangkan air pada sel daun Rhoeo discolor berperan sebagai
hipotonik.
C.
Diskusi
ü Difusi
1. Apa
yang terjadi pada eksperimen difusi?
Difusi terjadi atas respon terhadap perbedaan
konsentrasi. Pada difusi pada tinta yang terjadi pada tinta adalah tinta
tersebut akan bercampur dengan air, dan dalam beberapa
menit kemudian tanpa di aduk, tinta sudah bercampur dengan air secara keseluruhan.
2. Apa
yang dapat disimpulkan dari ekserimen tersebut?
Difusi adalah
suatu perpindahan partikel atau zat terlarut dari yang hipertonik (konsentrasi
tinggi) ke partikel atau zat terlarut yang hipotonik ( konsenntrasi rendah).
Difusi akan
terus terjadi hingga seluruh partikel tersebar luas secara merata atau mencapai
keadaan kesetimbangan dimana perpindahan molekul tetap terjadi walaupun tidak ada perbedaan
konsentrasi.
ü Osmosis
1. Apa
yang terjadi pada irisan kentang pada tiap perlakuan? Mengapa demikian?
Irisan
kentang yang dimasukkan dalam larutan gula, beratnya akan berkurang karena air
yang berada pada kentang bergerak keluar ke gelas ukur sehingga kadar air pada
kentang berkurang dan menyebabkan berat pada
kentang berkurang. Irisan kentang yang dimasukkan dalam air, beratnya
akan bertambah karena air masuk ke dalam sel-sel kentang, karena sel-sel
kentang hipertonis dibandingkan air. Akibat masuknya air ini menyebabkan isi
sel bertambah, dan sel tekanan turgornya tinggi. Inilah yang menyebabkan
kentang menjadi keras dan beratnya bertambah.
2. Apa
yang dapat disimpulkan dari eksperimen di atas?
Osmosis
adalah suatu proses pepindahan suatu zat pelarut dari konsentrasi tinggi
ke zat pelarut yang konsentrasi rendah melalui membrane semi permeable ( dari
bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat.
3. Peristiwa
apa yang terjadi pada eksperimenmu?
Osmosis
ü Plasmolisis
a. Apa
perbedaan sel – sel epidermis sebelum dan sesudah ditetesi dengan larutan
glukosa?
Setelah
ditetesi larutan gula, protoplasma dalam sel keluar dari dinding sel epidermis
Rhoeo discolor.
b. Apa
yang melatarbelakangi hal tersebut?
Latar
belakangnya karena sel epidermis daun Rhoeo discolor tersebut ditetesi larutan
hipertonis ( gula 1 M ) protoplasmanya akan menyusut dan lepas dari dinding
selnya.
c. Disebut
peristiwa apa itu?
Peristiwa
plasmolisis.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
·
Difusi adalah suatu perpindahan partikel
atau zat terlarut dari yang hipertonik (konsentrasi tinggi) ke partikel atau
zat terlarut yang hipotonik ( konsenntrasi rendah).
·
Osmosis adalah suatu proses
pepindahan suatu zat pelarut dari konsentrasi tinggi ke zat pelarut yang
konsentrasi rendah melalui membrane semi permeable ( dari bagian yang lebih
encer ke bagian yang lebih pekat ).
·
Plasmolisis
adalah peristiwa mengkerutnya sitoplasma dan lepasnya
membran plasma dari dinding sel tumbuhan jika sel dimasukkan ke dalam larutan
hipertonik.
DAFTAR
PUSTAKA
Drs. Sukoco.2009.DIKTAT
BIOLOGI KELAS XI.Yogyakarta.Drs. Sukoco
Pratiwi, D.A.BIOLOGI
Untuk SMA Kelas XI.2006.Penerbit. ERLANGGA.Jakarta
LAPORAN
PRAKTIKUM BIOLOGI
“ MEKANISME TRANSPORT MEMBRAN ”
DISUSUN OLEH :
Nama : EDI SUMARNO
Prodi : S1.Manajemen Hutan, universitas halo-oleo
No. Stambuk : M1A1-13-136
Post a Comment for "Laporan Praktikum Mekanisme Transpor pada Membran"
Terima Kasih Telah Berkunjung