Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

FAKTA UNIK TENTANG BENTENG KERATON BUTON



https://ksmtour.com/media/images/articles8/benteng-keraton-buton-sulawesi-tenggara.jpeg

Pulau Buton merupakan salah satu pulau yang berada di Provinsi Sulawesi Tenggara yang tidak hanya kaya dengan hasil aspalnya yang mendunia namun pulau buton juga terkenal dengan wisata baharinya yang luar biasa. Dibalik itu semua, pulau Buton memiliki warisan budaya yang tak kalah mengagumkan. Berlokasi di kota Bau-Bau terdapat benteng Keraton Buton yang berbentuk lingkaran dengan panjang keliling 2740 m, memiliki ketinggian antara 2-8 m dengan ketebalan 1-2 m. 

Tak heran dengan kebesarannya itu benteng Keraton Wolio ini mendapatkan penghargaan dari museum rekor Indonesia (MURI) dan Guines Book Of Recor yang dikeluarkan pada september 2006 sebagai benteng terluas di dunia dengan luas sekitar 23,375 Ha. Selain memecahkan rekor sebagai Benteng terluas didunia, Benteng Kesultanan Buton juga mendapat penghargaan MURI lainnya yaitu dalam penyelenggaraan membungkus Benteng Keraton  sepanjang 2740 meter dengan menggunakan kain tenun khas Buton pada tanggal 21 Desember 2013. Kain tenun tersebut dibuat oleh 6000 Penenun Kain Buton. Penyarungan Benteng Keraton Buton bertujuan untuk pengenalan kembali Benteng Keraton Buton sebagai potensi obyek wisata dan pengenalan Kain Tenun khas Buton berikut penenun-nya.

Benteng yang merupakan icon dari kota Buton ini dibangun pada abad ke-16 oleh Sultan Buton ke-3 yaitu Sultan La Sangaji yang bergelar Sultan Kaimuddin, tepatnya dibangun pada tahun 1592 dan selesai setelah hampir 50 tahun kemudian yaitu pada tahun 1645. Uniknya benteng pertahanan dari serangan bajak laut ini dibangun dengan bahan dasar batu gunung, pasir, dan batu kapur serta rumput laut sebagai bahan perekatnya. Sebelumnya menurut beberapa sumber mengatakan bahwa benteng kokoh ini dibuat dengan bahan putih telur. Namun faktanya putih telur sebenarnya digunakan sebagai asupan makanan ribuan pekerja yang membangun benteng pada saat itu. 


Dibenteng Keraton Buton terdapat 12 pintu gerbang yang dinamakan LAWA yang mengacu pada adanya 12 pintu lubang yang ada pada tubuh manusia sebagai ciptaan Tuhan. Selain itu juga terdapat pos jaga yang disebut Bastion berjumlah sebanyak 17 Bastion. Penamaan Bastion dan gerbang dalam benteng ini, disesuaikan dengan nama lokasi kampung yang berada didalam benteng Kesultanan  Buton dimana masing-masing pintu gerbang memiliki ciri khas yang sama yaitu dengan Meriam dan bangunan seperti Bungalo dari sinilah pengunjung dapat melihat kecantikan Buton dari ketinggian. 

https://shamawar.files.wordpress.com/2013/09/keraton-buton-1.jpg

Benteng terbesar di Dunia ini sempat beberapa kali mendapatkan pemugaran dimana renovasi awal dilakukan pada tahun 1579 yang dilakukan oleh Balai Arkeologi Nasional yang hingga saat ini masih dilakukan hal ini dikarnakan faktor usia dari Benteng tersebut. Benteng Keraton Buton ini memagari perkampungan warga Kelurahan Melai yang terdiri atas 537 kepala keluarga dengan 1098 jiwa. Dimasa lalu benteng tersebut merupakan pusat pemerintahan Kota Budaya dan salah satu contoh kota benteng yang sangat sempurna. Benteng kokoh yang berdiri disepanjang perbukitan Wolio ini bukanlah satu satunya yang bisa dinikmati bila kita berkunjung ke Betoambari Bau-Bau. Terdapat hal menarik lainnya seperti mesjid dan juga sebuah Bendera setinggi 27 meter yang masih berdiri kokoh sejak 300 tahun yang lalu hingga saat ini.  


Dikawasan benteng raksasa ini terdapat pula sebuah jangkar raksasa yang berbahan besi cor yang di sebut Samparaja yang sebelumnya berada diluar benteng Keraton namun dipindahkan kedalam kawasan benteng dengan cara manual atau tanpa alat bantu berat. Menurut cerita yang berkembang dimasyarakat, jangkar ini berasal dari kapal VOC. Ruston Weigh yang karam disekitar perairan pulau Buton pada tahun 1752. Para penduduk setempat terutama penduduk wilayah keraton kota Bau Bau kemudian menjarah isi kapal tersebut yang salah satunya adalah jangjkar tersebut yang saat ini menjadi salah satu benda bersejarah di Keraton Buton.

Selain itu, terdapat juga batu keramat yang disebut Batu Popaua yang merupakan tempat pengambilan sumpah para Raja atau Sultan Buton. Batu Popaua ini bentuknya pipih dan memiliki lubang seukuran kaki. Dahulu Raja atau Sultan Buton dilantik dengan menginjakan kaki diatas Batu Popaua lalu diputarkan payung diatas kepalanya. Pada 1929 atas upaya Sultan Muhammad Hamidi dibuatkanlah atap sebagai pelindung batu tersebut dan pada tahun 2002 dibangunlah pagar keliling setinggi 175 cm. Tepat diseblah Timur Mesjid Agung Keraton Buton, terlihat sebuah makam yang cukup megah bertuliskan makam Sultan Murhum. 

https://media-cdn.tripadvisor.com/media/photo-s/08/9d/3c/42/benteng-keraton-buton.jpg 

Makam ini bukanlah makam biasa. Bangunan makam yang berdiri dipuncak bukit Wolio ini merupakan makam Sultan Murhum atau Sultan Kaimuddin khalifatul Gamis yang merupakan Sultan Buton yang memerintah kurang lebih 46 tahun pada abad ke-15. Konon jika ada yang berdoa khusyuk dimakam yang dikelilingi pagar putih setinggi 4 meter dan panjang sekitar 3 meter ini maka doaanya akan dikabulkan oleh Allah S.W.T. 

Tak hanya itu yang tak kalah menarik adalah batu Yigandangi atau Batualium menurut seorang budayawan Buton Hasyim Kudus, batu ini diperkirakan ditemukan pada tahun 1343 Masehi. Berdasarkan ilmu pengetahuan, batu wolio ini merupakan sebuah lingga tempat pertirtaan atau pengambilan air suci. Batu Wolio diiriwayatkan dalam lembar sejarah Buton dan merupakan sebuah tugu batu setinggi 1 meter yang digunakan sebagai tempat pengambilan air suci untuk dimandikan kepada calon Raja atau Sultan Buton sebelum dilantik. Pelantikan Sultan dilakukan didalam Mesjid Agung Keraton Buton dan di Batu Popaua. Nilai filosofis dengan memandikan calon Sultan ini merupakan penggamabaran manusia berasal dari setitik air kemudian menjadi seorang manusia. Menurut penduduk Buton, bila seorang pengunjung berdiri didekat batu tersebut dan dari batu tersebut keluat airnya, maka segala harapannya akan terkabul. Konon saking bertuanya batu Wolio ini pengunjung dikatakan belum sampai di Buton jika belum menyentuh batu ini. 


Itulah sedikit dari keunikan dan sejarah Benteng Keraton Buton. 
Semoga Bermanfaat
Sumber: Youtube.com/on the spot.

Post a Comment for "FAKTA UNIK TENTANG BENTENG KERATON BUTON"