Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

KEMATIAN PENDIRI AHMADIYAH (MIRZA GHULAM AHMAD)


https://moslemsunnah.files.wordpress.com/2011/02/images.jpg?w=240
Dalam sebuah Hadits disebutkan bahwa setiap Nabi dimakamkan di tempat ia meninggal. Jadi, ketika Nabi Muhammad SAW wafat, ada perselisihan di antara para sahabat. Anda tahu mengapa ? sahabat berkata, “apakah kita akan menguburkan baginda di Madinah atau di Makkah ?”Apakah kita akan membawanya ke Baitul Maqdis dan menguburnya dengan Nabi yang lain ? Abu Bakar lalu berkata, saya pernah mendengar Rasulullah SAW bahwa Nabi dimakamkan di tempat dimana ia meninggal. Seorang Nabi di makamkan di tetmpat dimana ia meninggal.

hal yang baik untuk Mirza Ghulam Qadiani, tapi para pengikutnya tidak melakukan hal tersebut. Dia meningggal di Lahore, Pakistan. Kemudian jasadnya di bawa ke Qadian India.  Qadian terletak di India hampir 100 mil lebih jarak yang di tempuh. Tidak ada satupun jasad dari para Nabi di pindahkan dari tempat dimana mereka meninggal. Nabi Musa AS meninggal di Gurun pasir dan jasadnya pun di kuburkan di sana. Nabi SAW tidak hanya meninggal di Madinah, tapi juga di kamar Aisyah. Oleh karna itulah makam beliau terdapat disana.

Dalam Siratul Mahdi Volume 1, halaman 11. Anaknya penulis buku ini telah meriwayatkan atas nama ibunya. Jadi seperti halnya Sahabat bercerita dari Aisnyah (Na’udzubillah). Anda bisa bayangkan betapa kuatnya hadits ini berdasarkan pada tradisi Qadiani atau Ahmadiyah. Dia berkata,”ibuku (istri Mirza Ghulam Qadiani) bekata padaku, gejala awal diare, kau tahu rasanya ? ketika kau diare, kau ingin ke toilet dengan cepat dan tak kuasa menahanya. Gejala awal itu datang ketika dia (Mirza Ghulam Qadiani) makan malam. Segera setelah menyantap makan malam, ia pergi ke toilet. Kemudian orang-orang duduk disekitar sana, mereka beristirahat, dan orang lain beristirahat di tempat lain. Dan istri Mirza Ghulam Qadiani berkata bahwa dia akan tetap bersama suaminya dan sedang memijit kakinya. Setelah beberapa waktu, ia merasa gejalanya datang lagi. Beberapa kali ia pergi buang air ke toilet. Setelah itu dia merasa sangat lemah. Karena istrinya sedan tidur, dia keluar masuk toilet beberapa kali, jadi dia membangunkannya. Mereka tidur di kamar yang sama tapi dikasur yang berbeda. Jadi dia mendekat untuk membangunkan istrinya, dia tak bisa kembali ke tempat tidur semula, jadi dia tidur di kasur istrinya. Kemudian istrinya mulai memijitnya. Kemudian Mirza berkata pada istrinya,”kau tidurlah, jangan khawatirkan aku.”Tapi  istrinya berkata,”tidak, aku ingin memijitmu.”.”Sementara itu dia merasakan gejala lagi” dia merasa sangat lemah dan dia tidak bisa ke toilet.” Anda tahu, dalam budaya Asia, ketika seseorang sakit dan tak mampu ke toilet, anda tahu apa yang mereka lakukan? Mereka meletakkan batu bata dia atasnya sehingga ia dapat buang air besar di balik tirai. Jadi istrinya membuat tempat tersebut di samping tempat tidurnya, dia meletakkan benda-benda di sekitarnya, jadi dia bisa buang air besar disamping kasurnya. Kemudian Mirza Ghulam Qadiani tidur di seblah tempat buang air itu, dan mendatangkan aroma yang tidak sedap. Dia buang air disitu, dia bangun dan tidur di seblah kotoran yang baru saja dibuangnya. Ketika sedang memijit kaki suaminya, istrinyapun mencium aroma tidak sedap itu. Tapi dia merasa lemah.”Kemudian dia merasakan gejala lainnya”dia muntah”. Ketika dia muntah, dia merasa sangat lemah, dia mencoba bangun, tapi sebaliknya dia jatuh terbalik karna kelemahanya itu. “Dia jatuh terbalik dan kepalanya membentur sisi tempat tidur” kemudian dia kehilangan akal dan tidak sadarkan diri.

Beginikah utusan Allah meninggal? Naudzubillah. Tentu tidak. Dan Mirza Ghulam Qadiani meninggal disana beberapa saat kemudian. Dan jasadnya dibawa ke Qadian, India. Rasulullah SAW meninggal di pangkuan Aisyah ra dan kubur beliaupun digali di tempat beliau meninggal. Jadi, jika Mirza ghulam qadiani adalah Nabi Allah padah sebenarnya bukan, makamnya harus digali di tempat dimana ia buang air tersebut. Itu akan menyenangkan para qadiani karna mereka bisa mengunjungi makamnya dan mencium tempat itu. Naudzubillah.

“Dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang membuat kedustaan terhadap Allah atau berkata:”Telah diwahyukan kepada saya”, padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya, dan orang yang berkata:”Saya akan menurunkan apa yang di turunkan Allah.”Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim berada dalam tekanan sakaratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tanganya, (sambilberkata):”Keluarkanlah nyawamu”Di hari ini kamu dibalas dengan siksa yang sangat menghinakan, karna kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karna) kamu selalu menyombongkan ayat-ayat-Nya.(Quran surat Al An’am, ayat 93).

 Untuk lebih jelasnya silahkan tonton video berikut : 

Post a Comment for "KEMATIAN PENDIRI AHMADIYAH (MIRZA GHULAM AHMAD)"