Laporan Praktikum Stoikiometri
Dasar Teori
Reaksi Kimia
merupakan reaksi dimana satu atau atau lebih zat berubah menjadi zat-zat baru
yang sifat-sifatnya berbeda dibandingkan dengan zat-zat penyusunnya sebelumnya.
Reaksi kimia
secara umum dapat dibagi menjadi 2 kelompok besar, yaitu reaksi asam-basa dan
reaksi redoks. Secara garis besar, terdapat perbedaan yang mendasar antara
kedua jenis reaksi tersebut, yaitu pada reaksi redoks terjadi perubahan
bilangan oksidasi (biloks), sedangkan pada reaksi asam-basa tidak ada perubahan
biloks. Kedua kelompok reaksi kimia ini dapat dikelompokkan ke dalam 4 tipe
reaksi: Sintesis, Dekomposisi, Penggantian Tunggal, dan Penggantian Ganda.
Ø Reaksi Sintesis: reaksi dimana dua atau lebih
zat membentuk suatu zat tunggal dalam
suatu reaksi kimia (=reaksi
kombinasi, reaksi komposisi).
· Unsur +Unsur → Senyawa , misal: Fe +
S → FeS
· Senyawa + Senyawa → Seny.yangLebihKompleks
, misal: SO 2 + H 2O → H 2SO3
Ø Reaksi Dekomposisi: reaksi yang menghasilkan
dua atau lebih zat yang terbentuk dari
suatu zat tunggal.
· Senyawa → DuaAtauLebihZatYangLebihSederhana
, misal: 2H 2O → 2H 2+ O2
Ø Reaksi Penggantian Tunggal (Single Replacement):
reaksi dimana suatu unsur
menggantikan unsur lainnya, misal:
2Na + 2H 2O → 2NaOH + H2
Ø Reaksi Penggantian Ganda (Double Replacement):
reaksi dimana ion-ion positif dari dua senyawa saling dipertukarkan, misal: Mg(OH)
2 + H 2SO 4→ 2H 2O + MgSO4
Stoikiometri berasal dari bahasa Yunani yaitu stoiceon (unsur) dan metrein
(mengukur). Stoikiometri berarti mengukur unsur-unsur dalam hal ini adalah
partikel atom ion, molekul yang terdapat dalam unsur atau senyawa yang terlibat
dalam reaksi kimia. Stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari dan menghitung
hubungan kuantitatif dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia (persamaan kimia) yang didasarkan pada hukum-hukum dasar dan persamaan
reaksi.
Stoikiometri
reaksi adalah penentuan perbandingan massa unsur-unsur dalam senyawa dalam
pembentukan senyawanya. Pada perhitungan kimia secara stoikiometri, biasanya
diperlukan hukum-hukum dasar ilmu kimia.
Stoikiometri
beberapa reaksi dapat dipelajari dengan mudah, salah satunya dengan metode JOB
atau metode Variasi Kontinu, yang mekanismenya yaitu dengan dilakukan
pengamatan terhadap
kuantitas molar pereaksi yang berubah-ubah, namun molar totalnya sama. Sifat
fisika tertentunya (massa, volume, suhu, daya serap) diperiksa, dan
perubahannya digunakan untuk meramal stoikiometri sistem. Dari grafik aluran
sifat fisik terhadap kuantitas pereaksi, akan diperoleh titik maksimal atau
minimal yang sesuai titik stoikiometri sistem, yang menyatakan perbandingan
pereaksi-pereaksi dalam senyawa.
Perubahan
kalor pada reaksi kimia bergantung jumlah pereaksinya. Jika mol yang bereaksi
diubah dengan volume tetap, stoikiometri dapat ditentukan dari titik perubahan
kalor maksimal, yakni dengan mengalurkan kenaikan temperatur terhadap komposisi
campuran.
Alat-alat
§ Pipet ukur
§ Botol
semprot
§ Pipet
tetes
§ Erlenmeyer
§ Buret dan penyangga
§ Bola hisap
§ Pipet gondok
Bahan-bahan
1) NaCO3 0,1 M
2) HCl 0,1 M
3) Methyl jingga/orange
4) FeSO4 0,05 M
5) KMnO4 0,1N (0,02 M)
6) H3PO4 pekat
7) Aquadet
Prosedur
1) Siapkan
semua alat dan bahan yang akan di gunakan.
2) Alat
yang akan digunakan, dibersihkan dengan menggunakan aquadest
A. Reaksi Na2CO3 dengan HCl
Ukur 10 ml
larutan Na2CO3 0,1 M,masukkan kedalam
Erlenmeyer,tambahkan 15 ml aquadest,tambahkan 3-5 tetes methyl
jingga/orange,kemudian dititrasi oleh larutan HCl 0,1 M,hingga larutan berubah
warna dari bening menjadi jingga-merah, catat volume HCl yang bereaksi dan
hitung per bandingan mol Na2CO3 dengan HCl yang bereaksi.
B.
Reaksi FeSO4
dengan KMnO4
Ukur 25 ml
larutan FeSO4 0,05 M masukkan kedalam Erlenmeyer, tambahkan 15 ml
HCl lalu tambahkan 1 ml H3PO4 pekat, kemudian dititrasi
oleh larutan KMnO4 0,1 N(0,02M) hingga larutan berwarna pink,catat
volume KMnO4 yang bereaksi dan hitung perbandingan mol HCl dengan
KMnO4 yang bereaksi
Hasil resksi
Reaksi asam-basa
Na2CO3 dengan HCl
Na2CO3
+ 2 HCl 2 NaCl + H2O
+ CO2
1 mol Na2CO3
= 2 mol HCl
Reaksi redoks KMnO4
dengan FeSO4
MnO4 + 5 H+
+ 5é Mn2+ x 1
Fe2+
Fe3+ + é x 5
MnO4 + 5 Fe2+
+ 8 H+ Mn2+
+ 5 Fe3+
1 mol KMnO4 = 5 mol FeSO4
Perbandingan mol reaksi
1)
Perbandingan mol Na2CO3
dengan HCl
10 ml Na2CO3
0,1 M + 21,5 ml HCl 0,1 M
Mol Na2CO3 = 10 x
0,1 mol HCl
= 21,5 x 0,1
=
1 mmol =
2,15 mmol
Jadi perbandingan mol reaksi Na2CO3 dengan HCl adalah
1 : 2,15
2)
Perbandingan mol FeSO4 dengan
KMnO4
25 ml FeSO4 0,05 M
+ 14 ml KMnO4
0,02M
Mol FeSO4 = 25 x 0,05
Mol KMnO4 = 14
x 0.02
= 1.25 mmol =
0,28 mmol
Jadi perbandingan mol reaksi FeSO4 dengan KMnO4
adalah 1.25 : 0,28
Kesimpulan
Dalam
reaksi asam basa HCl yang di gunakan sebanyak 21,5 ml maka warna yang di hasilkan berwarna
jingga merah.
Dalam
reaksi redoks KMnO4 yang di gunakan sebanyak 14 ml maka warna yang di
hasilkan berwarna pink.
Daftar pustaka
Petrucci, H.R.1985.Kimia dasar edisi keempat jilid
1.Jakarta:Erlangga.
Respati.1992.Dasar-dasar ilmu kimia.Jakarta:Rineka
cipta.
Post a Comment for "Laporan Praktikum Stoikiometri"
Terima Kasih Telah Berkunjung