ANALIS PROYEK KEHUTANAN
PENDAHULUAN
1.
PENGERTIAN
Analisis adalah penguraian pokok atau
berbagai bagian dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian
untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan.
Analisis Sistem
dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke
dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan
mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan
yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan
perbaikan-perbaikan.
Proyek adalah
serangkaian aktifitas temporer dalam usaha melakukan dan mencapai tujuan unik
(Schwalbe K, 2002). Proyek merupakan pekerjaan yang tidak sederhana dan
memiliki tujuan spesifik dan bersifat sementara. Proyek harus didefinisikan
kapan dimulai dan kapan selesainya. Proyek bukanlah sebuah proses yang
berkelanjutan. Proyek memerlukan alat bantu kontrol. Alat bantu seperti
gantt charts atau PERT charts diperlukan dalam sebuah proyek untuk mengukur dan
pengendalian.
Proyek memiliki
sponsor utama. Kebanyakan proyek terdapat pihak-pihak yang berkepentingan
(stakeholder), tetapi salah satunya ada yang sebagai sponsorship yang
menyediakan arahan dan mendanai proyek. Proyek mengandung ketidakpastian.
Karena proyek memiliki karakteristik khusus, sering kali sulit
mendefinisikan tujuan secara jelas, mengestimasi waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan proyek, berapa biaya yang diperlukan. Faktor-faktor tersebut
sering sebagai penyebab munculnya kendala atau tantangan apalagi proyek yang
melibatkan teknologi yang relatif baru.
Kegiatan proyek merupakan satu kegiatan sementara yang berlangsung dalam
jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan
untuk melaksanakan tugas yang sasarannya telah digariskan dengan tegas. Adapun
ciri-ciri pokok sebuah proyek adalah:
1.
Memiliki tujuan yang khusus, produk akhir atau hasil kerja akhir.
2. Jumlah biaya, sasaran jadwal
serta kriteria mutu dalam proses mencapai tujuan diatas telah ditentukan.
3. Bersifat sementara, dalam arti umurnya dibatasi oleh selesainya tugas.
Titik awal dan akhir ditentukan dengan jelas.
4. Nonrutin, tidak berulang-ulang. Jenis dan intensitas kegiatan berubah
sepanjang proyek berlangsung.
Analisa
manfaat ekonomi dan social yaitu melakukan penyesuaian terhadap manfaat komersial (finansial) dan analisa manfaat dan pengorbanan
sosial.
2. HAL-HAL
YANG PERLU DIKETAHUI DALAM EVALUASI PROYEK
Sebelum dilakukan suatu evaluasi
proyek, perlu diidentifikasikan hal-hal berikut:
a. Ruang Lingkup
Kegiatan Proyek, yakni pada bidang-bidang apa saja proyek akan beroperasi
(mission statement of business).
b. Cara kegiatan
proyek dilakukan, yakni apakah proyek akan ditangani sendiri, atau ditangani
juga oleh (beberapa) pihak lain?
c. Evaluasi
terhadap aspek-aspek yang menentukan keberhasilan seluruh proyek, yakni
mengidentifikasi faktor-faktor kunci keberhasilan proyek.
d. Sarana yang
diperlukan oleh proyek, menyangkut bukan hanya kebutuhan seperti material,
tenaga kerja, dan sebagainya, tetapi juga fasilitas-fasilitas pendukung seperti
jalan raya, transportasi, dan sebagainya.
e. Hasil kegiatan
proyek tersebut serta biaya-biaya yang harus ditanggung untuk memperoleh hasil
tersebut.
f. Akibat-akibat
yang bermanfaat ataupun yang tidak dari adanya proyek tersebut.
g. Langkah-langkah
rencana untuk mendirikan proyek, beserta jadwal masing-masing kegiatan
tersebut.
3.
TAHAP MELAKUKAN ANALISIS KELAYAKAN PROYEK
a.
Identifikasi, sponsor proyek melihat adanya kesempatan
investasi yang menguntungkan. Pengamatan terhadap lingkungan untuk
memperkirakan kesempatan dan ancaman usaha
b. Perumusan, tahap menerjemahkan kesempatan investasi kedalam
suatu rencana proyek yang konkret, dengan faktor-faktor yang penting dijelaskan
secara garis besar
c. Penilaian, melakukan analisa dan menilai aspek pasar,
teknik, keuangan, dan perekonomian
d. Pemilihan, melakukan pemilihan dengan mengingat segala
keterbatasan dan tujuan yang akan dicapai
e. Implementasi, menyelesaikan proyek tersebut dengan tetap
berpegang pada anggaran.
4. JENIS EVALUASI KELAYAKAN
Untuk
meminimalkan biaya dan efektifitas kegiatan, evaluasi kelayakan proyek
dilakukan dalam dua tahap
1.
Evaluasi
Pendahuluan (Preliminary study atau Pre-evaluation study) Tujuan Evaluasi Pendahuluan adalah untuk
mengetahui faktor-faktor pengambat kritis (critical factors) yang dapat
menghambat jalannya operasi bisnis proyek yang akan dibangun. Kemungkinan
keputusan dari tahap ini adalah pembatalan rencana investasi, revisi rencana
investasi, atau meneruskan evaluasi rencana investasi proyek ke tahap
berikutnya, yakni studi kelayakan proyek.
2.
Evaluasi Kelayakan Proyek (Project Feasibility
Study). Fokus utama studi kelayakan proyek paling sedikit terpusat pada empat
aspek (1) aspek pasar dan pemasaran terhadap barang atau jasa yang akan
dihasilkan proyek; (2) aspek produksi, teknis dan teknologis; (3) aspek
manajemen dan sumberdaya manusia; dan (4) aspek keuangan dan ekonomi.
1.
ASPEK PASAR STUDI KELAYAKAN
Umumnya penelitian dilakukan
terhadap aspek pasar, teknis,
keuangan, hukum, dan ekonomi
negara, serta terkadang dampak
sosial (jika dana yang ditanamkan cukup besar).
Aspek pasar dan pemasaran mempelajari tentang:
1. Permintaan, secara total atau terinci menurut
daerah, jenis konsumen, perusahaan besar pemakai, proyeksi permintaan
2. Penawaran, dalam negeri dan impor, perkembangan
di masa lalu dan perkiraan di masa datang, faktor yang mempengaruhi penawaran
3. Harga, perbandingan dengan barang impor,
produksi dalam negeri lain, kecenderungan perubahan harga dan
polanya
4.
Program pemasaran, strategi pemasaran (marketing
mix), siklus kehidupan produk
5.
Perkiraan penjualan dan market share
yang bisa dikuasai.
Alat dan kerangka analisa
Analisa aspek pasar dan pemasaran:
1. metode ekstrapolasi mekanis (noncausal
method),
2.
metode ekonometri
(tentang hubungan antar-variabel), dan
3.
metode-metode
lain (metode judgement, metode koefisien teknis).
Analisa pasar penting untuk
memperkirakan berapa penjualan yang bisa dicapai oleh perusahaan.
2.
ASPEK
TEKNIS KELAYAKAN PROYEK
Analisis dalam aspek teknis adalah
untuk menilai kesiapan perusahaan dalam menjalankan usaha dengan menilai
ketepatan lokasi, luas produksi dan layout serta kesiapan mesin yang akan
digunakan.
Dua kriteria prinsip yang termasuk dalam katagori teknis adalah efektivitas
dan ketercukupan (adequacy). Efektif berarti proyek dapat
mencapai tujuan yang diharapkan. Tapi, seringkali ketercapaian tujuan tidak
selalu dapat dilacak hanya karena keberadaan proyek tersebut, sering banyak
faktor yang lain ikut mempengaruhi. Dalam hal ketercukupan: proyek
mungkin tidak dapat mencukupi hal-hal yangmenjadi tujuan atau tidak cukup
mengatasi permasalahan. Misal, proyek tidak dapat membiayai secara penuh semua
kegiatan yang diperlukan, jadi harus
dipilih kegiatan-kegiatan utamanya saja (yang taktis).
Cara paling langsung dan cepat untuk memprediksi kelayakan teknis adalah
dengan cara melihat apakah proyek seperti itu secara teknis dapat dilaksanakan
di tempat lain. Tetapi, perlu diwaspadai faktor-faktor lain yang khas di lokasi
mungkin sekali ikut mempengaruhi keberhasilan proyek di lokasi tersebut,
sehingga cara ini pun tidak selalu cocok untuk dipakai.
Menentukan
strategi dan teknologi produksi/operasi yang akan dipilih: kapasitas produksi,
jenis teknologi yang dipakai, pemakaian peralatan dan mesin, lokasi, dan
tataletak pabrik yang paling menguntungkan.
Urutan-urutannya:
a.
Pemilihan strategi produksi.
b.
Pemilihan dan perencanaan produk yang akan diproduksi.
c.
Rencana kualitas.
d.
Pemilihan teknologi.
e.
Rencana kapasitas produksi.
f.
Perencanaan letak pabrik.
g.
Perencanaan tata letak (layout).
h.
Perencanaan jumlah produksi.
i.
Manajemen Persediaan.
j.
Pengawasan kualitas produk.
Aspek teknis
dalam studi kelayakan proyek setidaknya mampu
menjawab beberapa
pertanyaan di bawah ini :
1. Apakah studi dan pengujian
pendahuluan pernah dilakukan?
2. Apakah skala produksi yang
dipilih sudah optimal?
3. Apakah luas
produksi ini akan meminimumkan biaya produksi rata-rata, ataukah akan
memaksimumkan laba? Jadi, mempertimbangkan secara simultan faktor permintaan.
4. Bagaimana
fasilitasi untuk ekspansi nantinya? Tentang lokasi, luas tanah, pengaturan
fasilitas produksi, dan sebagainya.
5. Apakah proses produksi yang dipilih sudah tepat? Umumnya terdapat
beberapa alternatif proses produksi untuk menghasilkan produk yang sama.
Sebagai misal, semen bisa dibuat dengan proses basah ataupun proses kering,
soda bisa dibuat dengan metode electrolysis atau metode kimia.
6. Apakah mesin-mesin
dan perlengkapan yang dipilih sudah
tepat? Faktor yang diperhatikan adalah tentang umur ekonomis dan
fasilitas pelayanan kalau terjadi kerusakan mesin-mesin tersebut,
7. Apakah perlengkapan-perlengkapan tambahan
dan pekerjaan-pekerjan teknis tambahan telah dilakukan? Faktor-faktor seperti
material handling, suplay bahan pembantu, kontrol kualitas,dan sebagainya perlu
diperhatikan pula.
8. Apakah telah
disiapkan tentang kemungkinan penanganan terhadap limbah produksi?
9. Apakah tata letak yang
diusulkan dari fasilitas fasilitas produksi cukup baik?
10.
Bagaimana dengan pemilihan lokasi dan ”site”produksi?
11.
Apakah skedul kerja telah dibuat dengan cukup realitis?
12.
Apakah teknologi yang akan dipergunakan bisa diterima dari pandangan
sosial?
3.
ASPEK
MANAJEMEN PROYEK
Aspek manajemen merupakan aspek yang
cukup penting untuk dianalisis dalam Studi Kelayakan proyek. Hal ini
dikarenakan walaupun suatu proyek sudah dikatakan layak untuk dilaksanakan
jika tidak didukung oleh manajemen dan organisasi yang baik, tidak mustahil
jika usaha tersebut akan mengalami kegagalan. Tujuan perusahaan akan mudah
tercapai apabila kaidah-kaidah dalam proses manajemen dipenuhi dengan baik.
Proses manajemen ini akan tergambar dari masing-masing fungsi yang ada dalam
manajemen.
Menentukan manajemen baik dalam konstruksi proyek maupun saat operasional
rutin proyek: pihak perencana, pelaksana manajerial, koordinasi dan pengawasan,
bentuk badan usaha, struktur-organisasi.
Urutan-urutannya:
A.
Pembangunan Proyek:
1. Perencanaan kegiatan, waktu, SDM, keuangan
dan produk.
2. Pengorganisasian, termasuk struktur, bentuk
dan prestasi organisasi.
3. Pengarahan dan motivasi, termasuk
kepemimpinan.
4. Pengendalian, termasuk penentuan sistem
pengendalian yang efektif.
B.
Operasionalisasi Proyek
1. Perencanaan
kegiatan, waktu, SDM, keuangan dan produk.
2.
Pengorganisasian, termasuk struktur, bentuk dan prestasi organisasi.
3. Pengarahan
dan motivasi, termasuk kepemimpinan.
4.
Pengendalian, termasuk penentuan sistem pengendalian yang efektif.
Analisa aspek manajemen:
a. Analisa jabatan: menentukan deskripsi dan spesifikasi
jabatan
b.
Analisa
beban kerja dan angkatan kerja: menentukan kebutuhan akan jumlah tenaga kerja
c.
Analisa
struktur organisasi: menentukan kedalaman, dasar pengelompokan kegiatan dan
hubungan antar departemen.
PERT
(PROGRAM EVALUATION AND REVIEW TECHNIQUE)
Dalam merencanakan pelaksanaan proyek
dipergunakan bantuan teknik/cara seperti bagan gantt (gantt chart) atau diperluas dengan menggunakan
analisa jaringan (network analysis) seperti pert (program evaluation and review technique). Diagram Gantt
dan diagram PERT mungkin dua grafik yang paling terkenal dalam manajemen
proyek. Masing-masing dapat digunakan untuk penjadwalan, tetapi karena
grafik Gantt tidak menggambarkan ketergantungan tugas dan diagram PERT dapat
membingungkan, PMS sering menggunakan keduanya.
Pert adalah suatu metode
untuk menganalisis tugas yang terlibat dalam menyelesaikan proyek tertentu,
terutama waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan setiap tugas, dan untuk
mengidentifikasi waktu minimum yang diperlukan untuk menyelesaikan keseluruhan
proyek.
Pert dikembangkan terutama
untuk menyederhanakan perencanaan dan penjadwalan proyek besar dan kompleks.
Pert mampu
menggabungkan ketidakpastian dengan memungkinkan untuk menjadwalkan sebuah
proyek sementara tidak tahu persis rincian dan durasi semua kegiatan. Ini
lebih merupakan teknik acara berorientasi daripada awal dan penyelesaian
berorientasi, dan digunakan lebih dalam proyek-proyek di mana waktu, bukan
biaya, adalah faktor utama. Hal ini diterapkan untuk skala yang sangat
besar, satu kali infrastruktur, kompleks, tidak rutin dan proyek penelitian dan
pengembangan.
A.
Keuntungan pert
1.
pert grafik secara
eksplisit mendefinisikan dan membuat dependensi terlihat (diutamakan hubungan)
antara WBS elemen
2. pert
memfasilitasi identifikasi jalur kritis dan membuat ini terlihat
3. pert
memfasilitasi identifikasi awal awal, terlambat, dan slack untuk setiap
kegiatan,
4.
Pert
menyediakan untuk durasi proyek berpotensi berkurang akibat pemahaman yang
lebih baik dependensi menuju tumpang tindih meningkatkan kegiatan dan tugas di
mana layak.
5.
Jumlah besar
data proyek dapat diatur & disajikan dalam diagram untuk digunakan dalam
pengambilan keputusan.
B.
Kekurangan Pert
1.
Ada dapat
berpotensi ratusan atau ribuan kegiatan dan hubungan ketergantungan individu
2. pert tidak
mudah terukur untuk proyek-proyek kecil
3.
Grafik jaringan
cenderung besar dan berat yang membutuhkan beberapa halaman untuk mencetak dan
membutuhkan kertas ukuran khusus
4.
Kurangnya
kerangka waktu pada grafik PERT / CPM paling membuat lebih sulit untuk
menunjukkan status warna meskipun dapat membantu (misalnya, warna tertentu
untuk node selesai)
5.
Ketika PERT /
CPM grafik menjadi berat, mereka tidak lagi digunakan untuk mengelola pro
Post a Comment for "ANALIS PROYEK KEHUTANAN"
Terima Kasih Telah Berkunjung