LAPORAN PRAKTIKUM SILVIKA FOTOSINTESIS
LAPORAN
PRAKTIKUM SILVIKA
IV. FOTOSINTESIS
Oleh
:
EDI SUMARNO
M1A1 13 136
UNIT
LABORATORIUM KEHUTANAN
JURUSAN
KEHUTANAN
FAKULTAS
KEHUTANAN DAN ILMU LINGKUNGAN
UNIVERSITAS
HALU OLEO
2015
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fotosintesis
berasal dari kata foton yang berarti cahaya dan sintesis yang berarti menyusun.
Jadi fotosintesis dapat diartikan suatu penyusunan senyawa kimia kompleks yang
memerlukan energi matahari (cahaya). Cahaya terdiri atas beberapa spectrum,
masing-masing memiliki panjang gelombang yang berbeda, sehingga pengaruhnya
terhadap fotosintesis juga berbeda.
Fotosintesis
adalah suatu proses biokimia pembetukan zat makanan atau energi yaitu glukosa
yang dilakukan tumbuhan, alga, dan beberapa jenis bakteri dengan menggunakan
zat hara, karbondioksida, dan air serta dibutuhkan bantuan energy cahaya
matahari. Hampir semua mahluk hidup bergantung secara langsung pada energy yang
dihasilkan dari proses fotosintesis. Akibatnya fotosintesis menjadi sangat
penting bagi kehidupan di bumi.
Proses
fotosintesis dipengaruhi beberapa faktor yaitu faktor yang dapat mempengaruhi
secara langsung seperti kondisi lingkungan maupun faktor yang tidak
mempengaruhi secara langsung seperti terganggunya beberapa fungsiorgan yang
penting bagi proses fotosintesis. Fotosintesis sebenarnya peka terhadap
beberapa kondisi lingkungan meliputi kehadiran cahaya matahari, suhu
lingkungan, konsentrasi karbondioksida (CO2). Faktor lingkungan
tersebut dikenal juga sebagai faktor pembatas dan berpengaruh secara langsung
bagi laju fotosintesi.
Dalam
praktikum ini juga kami akan mengamati struktur stomata pada daun Rhoe discolor.
Bentuk morfologi daun tumbuhan Rhoeo discolor umumnya
berbentuk menyerupai pedang. Pada daun tumbuhan Rhoeo discolor banyak
sekali jaringan – jaringan yang terdapat
di dalamnya dan memiliki fungsi yang berbeda-beda. Pigmen
antisianin pada daun Rhoeo discolor
ini yang menyebabkan daun menjadi
berwarna ungu serta dilengkapi dengan stomata.
Oleh karna itu, perlu dilakukan praktikum ini agar
mahasiswa dapat melakukan perlakuan terhadap faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi laju fotosintesis, sehingga dalam membudidayakan tanaman dapat
dilakukan dengan baik.
B. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum
adalah sebagai berikut :
1. Untuk
membuktikan adanya amilum pada daun sebagai hasil dari fotosintesis.
2. Untuk
membuktikan fotosintesis melepaskan oksigen.
3. Untuk
membuktikan intesitas cahaya dapat berpengaruh terhadap laju fotosintesis.
4. Untuk
mengetahui bentuk stomata.
C.
Manfaat
Praktikum
Manfaat dari praktikum
yaitu sebagai berikut :
1. Agar
dapat membuktikan adanya amilum pada daun sebagai hasil dari fotosintesis.
2. Agar
dapat membuktikan fotosintesis melepaskan oksigen.
3. Agar
dapat membuktikan intesitas cahaya dapat berpengaruh terhadap laju
fotosintesis.
4. Agar
dapat mengetahui bentuk stomata.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Fotosintesis
Fotosintesis atau
asimilasi karbon merupakan proses konversi energi cahaya menjadi energi kimia.
Daun merupakan organ utama dalam tubuh tumbuhan sebagai tempat berlangsungnya
fotosintesis. Pada kloroplas terjadi transformasi energi, yaitu energi cahaya
(foton) sebagai energi kinetik berubah menjadi energi kimia sebagai energi
potensial berupa ikatan senyawa organik pada glukosa (Setiowati dan Furqonita,
2007).
Fotosintesis terjadi
dalam kloroplas dengan bantuan energi cahaya matahari foton dan berlansung
dalam 2 tahap reaksi, yaitu reaksi terang dan reaksi gelap, adapun percobaan
yang membuktikan fotosintesis adalah sebagai berikut : Percobaan Engelmann,
dengan bakteri thermo dan Spirogyra, Fotosintesis menghasilkan oksigen,
Percobaan Ingenhouse, dengan hydrilla, Fotosintesis menghasilkan oksigen,
Percobaan Sach’s, dengan daun yang ditutup dan terbuka, fotosintesis
menghasilkan karbohidrat (Maniam dan Syulasmi, 2006).
Fotosintesis adalah
proses pembentukan molekul-molkul makanan yang kompleks dan berenergi tinggi
dari komponen-komponen yang lebih sederhana oleh tumbuhan hijau dan organisme
autotrofik lainnya dengan keberadaan energi cahaya. Dalam proses fotosintesis,
foton (paket satuan) cahaya ditangkap oleh molekul-molekul pigmen yang spesifik
(Fried dan Hademenos, 2005).
Fotosintesis merupakan
reaksi sintesis glukosa pada organisme autotrof dengan menggunakan sumber
energi cahaya matahri. Jadi, fotosintesis dapat berlangsung jika ada cahaya,
klorofil, CO2 dan H2O. Secara ringkas, reaksi fotosintesis dapat dituliskan
sebagai berikut.
CO2 + H2O + (cahaya + klorofil) = C6H12O6 + O2
(Karmana, 2006).
B. Pengaruh Intensitas Cahaya Terhadap
Fotosintesis
Cahaya matahari berperan
sebagai sumber energi dalam proses Fotosintesis untuk menghasilkan pertumbuhan
vegetatif maupun generatif tanaman, misalnya; pertumbuhan batang, cabang, dan
daun; pembentukan bunga, buah, dan biji; serta pembentukan zat-zat gizi dalam
buah cabai dan bagian-bagian tanaman yang lain (Cahyono, 2003).
Lama penyinaran cahaya
matahari juga berpengaruh terhadap intensitas cahaya matahari yang dapat
diserap oleh tanaman sehingga berpengaruh pula terhadap kegiatan fotosintesis.
Untuk menunjang pertumbuhan tanaman secara baik, diperlukan lama penyinaran
sekitar 9 – 10 jam per hari (Juanda dan Cahyono, 2005).
Tumbuhan memerlukan
cahaya sebagai syarat terjadinya fotosintesis. Tanpa fotosintesis, tumbuhan
tidak dapat menyintesis makanannya. Hal ini berakibat terganggunya pertumbuhan
dan perkembangan tumbuhan. Bukti yang sangat jelas terlihat pada tumbuhan yang
hidup di tempat gelap. Tumbuhan tersebut tumbuh cepat dengan batang yang lebih
panjang, ramping, dan rapuh serta daun yang tidak lebar dan pucat, sedangkan tumbuhan
yang tumbuh di tempat terang, tumbuh lebih pendek, batang kokoh, dan daun
hijau, lebar, serta lebih tebal (Firmansyah,et
al., 2007).
Sumber energi alami yang digunakan
pada fotosintesis adalah cahaya matahari. Cahaya matahari memiliki berbagai
spektrum warna. Setiap spektrum warna memiliki panjang gelombang tertentu.
Setiap spektrum warna memiliki pengaruh yang berbeda terhadap proses
fotosintetsis. Sinar yang efektif dalam proses fotosintesis adalah merah, ungu,
biru dan oranye (Ferdinand dan Ariebowo, 2007).
C. Amilum Pada Daun Sebagai Hasil
Fotosintesis
Percobaan sacchs
merupakan percobaan tentang fotosintesis yang bertujuan untuk membuktikan bahwa
fotosintesis menghasilkan amilum (zat tepung) dan berlangsung pada bagian
tanaman yang berklorofil. Seperti pada percobaan pertama, hasil fotosintesis
adalah glukosa dan oksigen. Untuk menguji adanya amilum digunakan reagen lugol,
sebab dengan lugol amilum akan tampak biru kehitaman, gejala ini mudah untuk
diamati (Susilowarno, et al., 2006).
Pada selembar daun
terdapat bagian yang dibiarkan terkena sinar matahari dan ada bagian yang
ditutupi dengan karbon. Selembar daun yang lain dibiarkan terkena sinar
matahari seluruhnya. Setelah diuji dengan larutan yodium, bagian daun yang
terkena sinar matahari berwarna biru tua, sedangkan bagian daun yang ditutup
dengan karbon berwarna terang . bagian daun yang diuji dengan larutan yodium
berwarna biru tua karena mengandung amilum yang merupakan hasil fotosintesis
(Damayanti, et al., 2010).
Amilum atau dalam
kehidupan sehar–hari disebut pati merupakan polisakarida yanb terdapat banyak
di alam terutama pada sebagian besar tumbuhan. Amilum terdapat pada umbi,
batang, daun, dan biji-bijian. Amilum terdiri atas dua macam polisakarida yang
kedua-duanya adalah polimer dari glukosa, yaitu amilosa (anta 20 -28 %) dan
sisanya amliopektin. Amilm dapat dihidrolisis sempurna dengan bantuan enzim
amilase (Marzuki, et al., 2010).
Amilum (pati) dalam kehidupan
sehari-hari disebut zat tepung yang merupakan gudang energi karbohidrat yang utama
dalam tanaman. Zat ini terbentuk pada proses fotosintesis dalam klorofil daun
dengan bantuan energi matahari (Parning, et
al., 2006).
D. Bentuk dan Fungsi Stomata
Stomata yaitu celah
yang dibatasi oleh dua sel penutup. Sel penutup mempunyai kloroplas. Fungsi
stomata adalah tempat pertukaran gas dan penguapan pada tumbuhan, letak stomata
ada yang diatas daun dan ada yang di bawah permukaan daun. Tumbuhan yang daunnya
mengapung diatas permukaan air, misalnya teratai, stomatanya banyak terdapat
dipermukaan atas daun, adapun pada tumbuhan darat, stomata banyak terdapat di
permukaan bawah daun (Arisworo, et al.,
2006).
Sel-sel pada jaringan
epidermis dapat berkembang menjadi alat-alat tambahan lain yang berbeda bentuk
dan fungsi, contoh bentuk lain dari epidermis, yaitu mulut daun (stomata) dan
trikoma. Stomata (tunggal;stomata) adalah tempat pertukaran gas antara jaringan
dan lingkungan, stomata terdiri atas sepasang sel penjaga dan penutup. Sel-sel
tersebut dapat membesar dan memipih sebagai akibat perubahan kandungan air
didalamnya (Furqonita dan Biomed, 2007).
Turunan epidermis yang
lain adaah stomata. Berdasarkan hubungan secara ontogeni antara sel penutup dan
sel tetangga, stomata dibedakan menjadi 3, yaitu stomata mesogen, perigen, dan
mesoperigen. Secara morfologi, ada 5 tipe stomata pada dikotil, yaitu tipe
anomosit, anisosit, parasit, diasit, dan aktinosit. Pada umumnya, stomata
tersusun atas 2 buah sel penututp berbentuk seperti kacang, dikelilingi oleh
sel tetangga (Mulyani, 2006).
Stomata merupakan
modifikasi sel-sel epidermis yang berfungsi sebagai tempat keluar masuknya
gas-gas ke dalam tumbuhan. O2 dan CO2 berdifusi melalui stomata. Pada tumbuhan,
stomata membuka pada siang hari dan menutup pada malam hari, sebaliknya dengan
tanaman crasulaceae (tumbuhan gurun). Stomata umumnya ditemukan pada organ
daun, terutama permukaan bawah, suatu stomata terdiri atas lubang (porus) yang
dikelilingi oleh 2 sel penutup (Prasodjo, et
al., 2006).
III. METODOLOGI
PRAKTIKUM
A. Tempat
dan Waktu
Praktikum dilaksanakan, di
Unit Laboratorium Kehutanan, Jurusan Kehutanan, Fakultas Kehutanan dan Ilmu
Lingkungan, Universitas Halu Oleo. Pada hari Kamis, 9 April 2015, Pukul 13.00 WITA sampai selesai.
B. Alat
dan Bahan
Alat
yang digunakan pada praktikum yaitu : silet, lampu, mikroskop, cawan petri,
gelas piala, corong kaca, tabung reaksi, water bath, hot plate, kaca preparat,
kamera, alat tulis menulis, dan petridish.
Bahan yang
digunakan pada praktikum yaitu : Aquades, alcohol 70%, larutan KI, Rhoe
discolor, hydrilla (Hydrilla
verticillata), ketela pohon (Manihot utilisima), dan Tusam (Pinus mercusii).
C. Prosedur
Pelakasanaan
Prosedur
pelakasanaan praktikum fotosintesis adalah sebagai berikut :
1. Membuktikan
bahwa adanya amilum pada daun sebagai hasil fotosintesis.
- Menutup sebagian daun ubi kayu yang
belum terkena sinar matahari dengan menggunakan aluminium foil dan jepitlah
rapat-rapat. Biarkan beberapa jam.
- Mengambil daun-daun tersebut dan
memasukannya ke dalam larutan alcohol yang telah dipanasi dengan water bath
selama 20 menit.
- Cucilah daun-daun tersebut dengan air
panas.
- Kemudian masukan ke dalam larutan KI
dalam petridish selama beberapa menit.
- Lalu cuci kembali dengan air panas
agar bekas JKI hilang dan setelah itu bentangkan daun tersebut.
- Amati warna pada daun, apakah
warnanya menunjukkan warna ungu tua/hitamyang menunjukkan adanya tepung pada
daun.
2. Membuktikan
bahwa fotosintesis dipengaruhi oleh intesintas cahaya dan dapat menghasilkan
oksigen (O2).
- Potonglah beberapa daun hydrilla dan
tusam dan kemudian masukan potongan tersebut ke dalam gelas piala yang berisi
aquades 3/4 bagian. Posisi bekas potongan menghadap ke atas.
- Memasukan corong kaca ke dalam gelas
piala dengan posisi terbalik dan potongan tumbuhan hydrilla atau pinus berada
dalam corong kaca. Posisi corong kaca tidak sampai ke dasar gelas piala.
Gunakan kawat penyangga untuk menahan corong kaca tersebut.
- Menutup batang corong kaca dengan
tabung reaksi dan kemudian isi gelas piala lainnya dengan aquades.
- Letakkan kedua gelas piala tersebut
secara berdampingan, lalu sinari dengan lampi pijar 60 / 100 watt.
- Amatilah jumlah gelembung yang
terbentuk selama 5 menit pengamatan pada kedua gelas piala tersebut.
3. Mengenal
bentuk stomata.
-
Mengiris setipis mungking bagian
bawah daun rhoe discolor
-
Meletakkan potongan tersebut pada
kaca objek dan tetesi dengan aquades, lalu tutup dengan kaca penutup.
-
Kemudian amatilah daun tersebut di
bawah mikroskop
-
Gambarkan bentuk stomata pada selembar
kertas.
IV. PEMBAHASAN
A.
Hasil
Pengamatan
Hasil
pengamatan pada praktikum ini dapat dilihat pada table 4, 5, dan Gambar 1.
Table
4. hasil pengamatan pada daun ketela pohon (Manihot
utilisima)
Percobaan
|
Hasil Pengamatan
|
|
Perubahan Pada Daun
|
||
Sebelum Perlakuan
(Warna Daun)
|
Setelah Perlakuan
(Warna Daun)
|
|
Membuktikan
bahwa fotosintesis menghasilkan karbohidrat
|
Hijau Muda
(Tidak ada bintik)
|
Hijau Tua
(Terdapat bintik–bintik Hitam)
|
Tabel 5.Pengamatan pada hydrilla (Hydrilla verticillata) dan tusam (Pinus
memrcusii)
Percobaan
|
Preparat
|
Hasil
Pengamatan
|
|||
Waktu
(menit)
|
Jumlah gelembung/5 menit
|
||||
Tanpa
Cahaya
|
60 Watt
|
100 Watt
|
|||
Membuktikan
bahwa fotosintesis menghasilkan oksigen dan dipengaruhi oleh intensitas
cahaya
|
Hydrilla/
pinus dalam gelas piala
|
5 (I)
|
Tidak ada
|
Tidak ada
|
|
5 (II)
|
5
|
7
|
|||
5 (III)
|
1
|
9
|
|||
5 (IV)
|
2
|
3
|
|||
5 (V)
|
-
|
5
|
|||
5 (VI)
|
2
|
-
|
Gambar 1. Bentuk
Stomata Pada Daun Rhoe Discolor
B. Pembahasan
Pada pengamatan daun ketela pohon dimulai dengan membungkus sebagian
permukaan daun tersebut dengan aluminium foil pada siang hari. Adapun tujuan
membungkus daun tersebut dengan aluminium foil adalah agar daun yang tertutup
tidak terkena sinar matahari sehingga proses fotosintesis tidak dapat
berlangsung.
Kemudian daun tersebut dipetik dan
dimasukkan kedalam beker gelas yang berisi alkohol lalu memanaskannya di dalam
watebath yang berisi air. Hal ini bertujuan agar klorofil pada daun dapat larut.
Adapun perubahan warna pada daun setelah diangkat yaitu daun Manihot utilissima setelah
dipanaskana menjadi pucat. Selanjutnya daun kemudian dimasukkan ke dalam cawan
petri dan ditiriskan lalu diberi larutan KI dengan menetesi permukaan daun
dengan pipet tetes. pada daun
yang ditutup dengan aluminium foil menunjukan perubahan warna hijau tua dan
berbintik-bintik hitam, karena tidak melakukan fotosintesis (cahaya tidak dapat
ditangkap klorofil karena tertutup oleh aluminium foil) sehingga tidak
menghasilkan amilum.
Adapun kegagalan pada salah satu percobaan dikarenakan kesalahan
praktikan dalam menutup daun menggunakan alumunium foil, kemudian kesalahan
memilih daun pada intensitas cahaya yang tidak tinggi. Dapat pula terjadi
karenaa pada saat pemanasan klorofil belum larut sempurna.
Pada praktikum ini menagamati tumbuhan air, Hydrilla
Verticillata. Dan tusam (Pinus mercusii) Dalam hal ini mengamati jumlah gelembung, dimana dengan
adanya gelembung itu sama artinya dengan adanya oksigen (O2) yang dihasilkan Hydrilla
Verticillata dan Pinus mercusii. Karena fotosintesis menghasilkan O2 dan karbohidrat (C6H12O6) yang dimana
hasil penguraian CO2 dan H2O yang dibantu oleh cahaya matahari dan zat hijau
atau yang mempunyai klorofil. Dalam praktikum ini dilakukan dua macam percobaan
yaitu ditempat yang gelap dan ditempat yang terang dengan
cahay lampu 60 watt.
Pada saat ditempat gelap, gelembung yang terlihat hanya
sedikit . Sedangkan ditempat yang terang,
dimana gelembungnya dihitung setiap selang waktu 5 menit sebanyak 6 kali tahapan, dan diperoleh banyak gelembung
sebagai berikut :
a.
Pada lima menit pertama gelembung
yang muncul tidak ada.
b.
Pada lima menit ke dua gelembung
yang muncul hanya satu.
c.
Pada lima menit ke tiga gelembung
yang muncul ada Sembilan.
d.
Pada lima menit ke empat gelembung
yang muncul ada satu.
e.
Pada lima menit ke lima gelembung
yang muncul tidak ada.
f.
Pada gelembung ke enam gelembung
yang muncul tidak ada.
Hal ini membuktikan bahwa dalam proses fotosintesis
membutuhkan cahaya matahari, dan semakin banyak cahaya matahari atau semakin
terang, maka makin banyak gelembung udara yang dihasilkan atau O2.
Rhoe
discolor terdiri
dari struktur yang lebih kompleks, terdiri dari dinding sel, pigmen antisianin,
sel penjaga, sel tetangga, kloroplas dan celah stomata. Pigmen antisianin pada
daun Rhoeo discolor ini yang menyebabkan daun menjadi berwarna ungu serta
dilengkapi dengan stomata.
Pada saat melakukan pengamatan di bawah mikroskop, terlihat rhoe
discolor mempunyai
jaringan yang terdiri dari sel-sel yang bentuknya sama dapat juga melakukan
fungsi khusus yang dapat juga bersama jaringan lain membentuk fungsi yang lebih
kompleks. Stomata
adalah suatu celah pada epidermis yang dibatasi oleh dua sel penutup yang
berisi kloroplas dan mempunyai bentuk serta fungsi yang berlainan dengan
epidermis. Fungsi stomata yaitu Sebagai jalan masuknya CO2 dari
udara pada proses fotosintesis, Sebagai
jalan penguapan (transpirasi), dan Sebagai jalan pernafasan (respirasi).
Sel yang mengelilingi stomata atau
biasa disebut dengan sel tetangga berperan dalam perubahan osmotik yang
menyebabkan gerakan sel penutup. Sel penutup letaknya dapat sama tinggi,
lebih tinggi atau lebih rendah dari sel epidermis lainnya. Bila sama tinggi
dengan permukaan epidermis lainnya disebut faneropor, sedangkan jika menonjol
atau tenggelam di bawah permukaan disebut kriptopor. Setiap sel penutup
mengandung inti yang jelas dan kloroplas yang secara berkala menghasilkan pati.
Dinding sel penutup dan sel penjaga sebagian berlapis lignin.
Sel penjaga
berfungsi untuk mengatur, membuka dan menutupnya stomata. Pada epidermis
terdapat suatu lubang yang sangat kecil, bernama stoma (stomata). bagian ini
adalah celah yang dibatasi oleh dua sel khusus yang disebut sel penjaga. Jadi,
stomata terdiri atas sel penjaga yang berkloroplas, sel tetangga yang tidak
berkloroplas dan celah stomata.
V. PENUTUP
A. KESIMPULAN
a. Pada pengamatan pembuktian intensitas cahaya dapat
mempengaruhi fotosintesis dan adanya amilum pada daun ketela pohon ditemukan
bahwa pada daun yang ditutupi dengan aluminium foil tidak ada amilum pada daun karna
fotosintesis tidak berlangsung, sedangkan pada daun ketela pohon yang tidak
ditutupi aluminium foil terdapat amilum karna fotosintesis terjadi sebab ada
bantuan energy cahaya matahari.
b. Pada pengamatan pembuktian fotosintesis menghasilkan
oksigen dengan tanaman air Hydrilla
verticillata dan Pinus mercusii ditemukan
bahwa gelembung pada pengamatan di tempat gelap lebih sedikit disbanding di
tempat terang. Hal ini membuktikan bahwa proses fotosintesis akan berjalan dengan
baik jika ada bantuan energi cahaya matahari.
c.
Pada
pengamatan bentuk stomata pada daun rhoe discolor terdiri dari struktur yang
lebih kompleks, yaitu dinding
sel, pigmen antisianin, sel penjaga, sel tetangga, kloroplas dan celah stomata.
Pigmen antisianin pada daun Rhoeo
discolor ini yang menyebabkan daun menjadi berwarna ungu serta dilengkapi
dengan stomata. Dan bentuk
stomata terlihat seperti mata kucing.
C. Saran
Saran yang dapat saya ajukan adalah agar praktikum- praktikum selanjutnya
lebih baik lagi sehingga mahasiswa dapat memahami setiap praktikum yang
dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Arisworo,
D. Yusa. dan Sutresna, Y., 2006. Ilmu
Pengetahuan Alam. Grafindo Media Pratama : Bandung.
Cahyono,
B., 2003. Cabai Rawit Teknik Budi Daya
& Analisis Usaha Tani. Kanisius : Yogyakarta.
Damayanti,
D. Sukandar, A. Juangsih, M. dan Kartini, L., 2010. Ringkasan Materi Dan Latihan Soal-Soal Ujian Nasional SMP 2011.
Cmedia : Jakarta.
Ferdinand,
F dan Ariebowo, M. 2007. Praktis Belajar
Biologi. Visindo Media Persada : Jakarta.
Firmansyah,
R. Mawardi, A. dan Riandi, U., 2007. Mudah
Dan Aktif Belajar Biologi. PT. Setia Purna Inves : Bandung.
Fried,
G dan Hademenos, G. 2005. Schaum’s
Outlines Biologi Edisi Kedua. Erlangga : Jakarta.
Furqonita,
D dan Biomed, M. 2007. Seri Ipa Biologi.
Yudhistira : Jakarta.
Juanda,
D dan Cahyono, B. 2005. Wijen Teknik Budi
Daya Dan Analisis Usaha Tani. Kanisius : Yogyakarta.
Karmana,
O., 2006. Biologi. Grafindo Media
Pratama : Bandung.
Maniam,
Mbs dan Syukasmi, A., 2006. Persiapan
Ujian Nasional Biologi. Grafindo Media Pratama : Bandung.
Marzuki,
I. Amirullah. dan Fitriana., 2010. Kimia
Dalam Keperawatan. Pustaka As Salam : Makassar.
Mulyani,
S., 2006. Anatomi Tumbuhan. Kanisius
: Yogyakarta.
Parning.
Horale. dan Tiopan., 2006. Kimia.
Yudhistira : Jakarta.
Prasodjo,
B. Naryoko. Djannah, P. Tampubulon, R. dan Damayanti, E., 2006. Ipa Terpadu 3B. Yudhistira : Jakarta.
Setiowati,
T dan Furqonita, D. 2007. Biologi
Interaktif. Azka Press : Jakarta.
Susilowarno,
G. Hartono, S. Mulyadi. Mutiarsih, E. Murtiningsih. dan Umiyati., 2006. Biologi. Grasindo : Jakarta.
Post a Comment for "LAPORAN PRAKTIKUM SILVIKA FOTOSINTESIS"
Terima Kasih Telah Berkunjung